Kamis, 30 Agustus 2012

teman :))


SENANG :D







Senang banget kalau lihat foto itu. Bersama mereka menjadi sesuatu yang spesial. Bersama mereka jadi hal yang paling menyenangkan. love very very much dah :))

Minggu, 26 Agustus 2012

semangat 45

Di asrama, sekarang.
Kata Bapak, kamu tinggal berapa bulan lagi aja sekolah. Jadi, ya harus semangat demi masa depan yang cerah cemerlang. Waduh, berat banget tuh kayaknya. Udah deh, mulai detik ini, harus SEMANGAT 45.

Diawali dengan SKS (Sistem kerjain PR semalam) : D


SEMANGAT!!!

Sabtu, 25 Agustus 2012

Selalu galau saat mau balik ke asrama --"

Galau sendiri mengingat besok udah musti balik ke asrama.
Berat banget ninggalin yang namanya TV
Berat banget ninggalin yang namanya PS(ddr)
Berat banget ninggalin yang namanya masakan ibu
Berat banegt ninggalin yang namanya kasur empuk plus bantal guling bejibun
Dan yang pasti ninggalin orang-orang rumah.

Selalu deh ketemu galau kalau mau balik ke asrama. Gak pernah tenang-tenang aja kalau lagi kayak gini, kapan aku bisa keluarin katakata dengan senang hati balik ke asrama ya? Biarpun kadang kangen asrama rumah tetap the best dah.

Bakalan lama gk pulang nih. Berhubung gk ad lbur lg dan udah kelas tiga, waduh tambah jadi ni galaunya.



apalagi di rumah  lagi ada sepupu yg bisa diajak ribut. pasti kangen banget. Waduh. Semoga semangat terus aja dah diasrama. Amin.

Sabtu, 18 Agustus 2012

**



Nggak ingin memipikan hal-hal itu lagi, jalani aja apa yang ada. Karena semua sudah berbeda, kami bukan lagi anak kecil yang hanya bisa bahagia lewat bermain atau mendapatkan mainan baru. Kami sudah dewasa yang bisa bahagia lewat semua proses yang akan kami tempuh ini. Karena bahagia itu pilihan. Dan aku memilih untuk selalu bahagia :))

:(

Digonceng bapak naik motor  hanya untuk melihat ramainya kota balikpapan saat malam takbiran. Saat itu, tidak hanya aku yang diigonceng, ada Irfan adikku dan Dwi sepupuku. Aku sangat bahagia padahal motor sempat macet dan kami terpaksa harus menuntunnya sampai akhirnya mesin motor bisa kembali hidup dan kami melanjutkan perjalanan malam itu. Itu dulu waktu aku kecil, masih bisa gonceng tiga. 

Sekarang? Mungkin nggak akan pernah lagi aku temui hal kayak gitu. Pasti selalu ada alasan, entah kata-kata macet, mobilnya besar jadi susah mutar, atau saat bapak mau si irfan  ngambek. Malam lebaran kayak gini cuman sekali setahun, saat dimana semua orang merayakan dengan perayaan kembang api atau jalan bersama keluarga. Tapi lagi-lagi aku, hanya bisa duduk di kamar atau menonton tv tanpa bisa merasakan pesta fora yang mereka sedang rasakan, bahkan lebaranpun menjadi hal yang biasa bukan spesial buatku. Tapi yang sebenarnya lebih membuatku sedih adalah sikapnya, adikku.

Malam ini adalah malam takbiran, besok adalah hari lebaran. Aku duduk dan menulis hal ini di blog, karena aku nggak tahu mau ngapain lagi aku hanya ingin mengungkapkan semua kekesalanku, kekecewaanku dan rasa iri ini.

Aku kesal, rasanya ingin menangis dan berteriak agar kekesalan ini berubah lega. Aku bersyukur atas semuanya aku tak masalah kalau aku hanya di rumah merayakan malam takbiran, asal dalam keadaan baik, bisa trtawa bersama. Tapi, nggak pernah. Dia selalu saja membuatku kesal, aku tidak habis pikir sebenarnya apa yang dia pikirkan, apasih yang sebenarnya dia mau kenapa dia nggak pernah puas dengan apa yang sudah ia dapatkan. Dia selalu merusak perasaan senangku. Saat-saat bisa berkumpul dengan keluarga adalah saat yang paling menyenangkan untukku, saat bia berbagi cerita dengan mereka, tertawa bersama. Tapi lagi-lagi karena sifat batunya itu aku jarang mendapatkan hal itu. 

Apa yang dia mau selalu dituruti, apa yang dia lakukan selalu dimaklumi, aku rasa dia nggak pernah dimarahi adanya memarahi, tapi dia selalu merasa kurang, dia selalu merasa dirinya paling nggak beruntung, dia merasa semua orang nggak berlaku adil padanya. Kalau itu yang dia rasakan terus aku apa? Kata nggak dari bapak bisa membuatku mengerti aku nggak akan meminta lagi saat kata-kata itu keluar, tapi dia? Kadang aku berpikir, kenapa sekali-sekali aku nggak bertindak seperti dia agar bisa mendapatkan apa yang aku mau, nggak aku nggak bisa dan nggak tega karena ini menyangkut mereka. Aku hanya tidak bisa terima karena hal itu membuat bapak dan ibu merasa sedih, walau tak tak pernah diucapkan dengan kata-kata aku bisa merasakannya. Andai dia melakukannya bukan dengan bapak dan ibu atau orang-orang yang ada di sekitarku mungkin aku nggak peduli karena dia memang sudah nggak bisa diberitahu. Egois.

Dia tetaplah adikku, mungkin itu juga yang bapak sama ibu pikir dia tetaplah anaknya. Saat dia nggak ada aku merindukannya tapi saat dia hadir di hadapanku dan kami bisa berkumpul dia malah merusak semuanya. Aku tak pernah membencinya, hanya saja aku bingung karena aku tidak bisa mngubah sikap buruknya itu, jadi hanya kekesalan yang muncul.

Aku harap dia bisa berubah, aku harap aku bisa merasakan indahnya kebersamaan, aku harap dia bisa menjadi orang yang bisa melindungi bukan selalu meminta untuk dilindungi, memberi bukan hanya bisa meminta dan berhenti untuk mementingkan dirinya sendiri melainkan ikut memikirkan kepentingan orang-orang di sampingnya yang berusaha untuk mewujudkan apa yang dia mau itu. Yang terpenting aku harus bisa menjadi orang yang berhasil, agar kelak aku yang bisa melindungi keluargaku, kalau memang dia......