Kamis, 27 September 2012

Pesan dari Tuhan untuk Dea


      Aku selalu bertanya-tanya, mengapa mereka yang jarang belajar "tidak belajar keras" bisa mendapatkan nilai yang lebih baik dariku. Sedangkan aku? Aku pikir apa yang telah aku lakukan "belajar keras" bisa mendapatkan hasil yang lebih dari "mereka" setidaknya baik dimataku. Tapi, tidak selalu. Bahkan aku masih harus mendapatkan remidi karena nilaiku kurang dari KKM.
      Ini bukan perasaan iri. Aku tidak pernah berkata dan tak akan pernah berkata kalau aku iri kepada mereka, karena aku memang tidak iri. Aku hanya bingung dimana letak kesalahanku, aku hanya manusia biasa yang ingin mendapatkan sesuatu yang terbaik. Tanpa ataupun ada "mereka".
     Kesal. Jujur, aku pernah bahkan hampir selalu merasakannya ketika aku mengalami hal tersebut. Apakah usahaku masih kurang? Dimana letak kesalahanku? Setiap aku kembali ingin bangkit, ketika itu juga aku harus mengalami kegagalan yang sama. Lalu, bagaimana aku menyikapinya? 


       Allah memiliki cara yang berbeda-beda untuk membuat umatnya bahagia. Entah, naik kemudian turun lalu naik, datar kemudian naik, turun kemudaian naik atau entahlah siapa yang tahu. Masalah adalah sesutatu yang harus kamu terima dengan lapang dada, masalahlah yang terkadang menjadi guru untukmu, mengubahmu menjadi lebih baik. Masalah adalah bumbu kehidupan.
       Allah mencintai umatnya dengan memberinya masalah. Mengapa? Karena Dia ingin kamu menyembah-Nya, ingat kepada-Nya selalu di jalan-Nya. Ingin kamu jauh dari sifat sombong dan takabur. Ingin kamu menemukan sebuah makna tersirat yang akan membawamu menuju ke jalan yang lebih baik dari sebelumnya.
       Kamu jangan heran mengapa nilaimu lebih rendah ketimbang temanmu yang jarang belajar. Allah ingin kamu belajar, Allah ingin kamu tidak somobng dan takabur. Dengan Remidi, Allah ingin kamu mengulang pelajaran itu lagi agar selalu tertanam di memorimu dan berguna di kemudian hari.
       Berpikirlah bahwa Allah memberikan kecerdasan kepada orang itu berbeda-beda kapasitasnya, dengan tujuan tertentu. Mungkin hanya dengan sekali baca mereka bisa langsung menangkap berbeda dengan kamu yang harus membaca berulang kali. Kalau memang kamu ingin lebih dari mereka, kamu juga harus rela berkorban "belajar". Tak ada usaha yang sia-sia. Tak ada yang tak mungkin didapatkan oleh manusia seburuk, sejelek, setidakmampu apapun dia asalkan dia mau berusaha. dan yakin bisa.
       Janganlah kamu terus menerus mengeluh. Karena segala sesuatu yang kini telah kamu terima, sesungguhnya adalah yang terbaik untukmu. Selalu ada hikmah di balik semua yang telah terjadi padamu. Maka, terimalah dengan lapang dada, selalu tersenyum dan berusaha. Yakinlah Allah selalu ada di sampingmu.

Mencapai Kebahagiaan yang Sesungguhnya :)


Semua orang di dunia ini pasti ingin bahagia. Tapi, apakah kini kita sudah mendapatkan kebahagiaan tersebut? Jika kita sudah mendapatkannya, apakah itu merupakan kebahagiaan yang sebenarnya? Kita tidak pernah tahu, karena sebenarnya jawabannya ada pada diri kita masing-masing yang sejatinya merasakannya.
Ada satu cara yang bisa diterapkan untuk mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya. Cara tersebut adalah dengan menerapkan rasa syukur. “Syukur” terdengar sangat sederhana, namun sebenarnya sangatlah sulit untuk diterapkan. Bayangkan saja diri kita saat ini, apakah kita sudah sepenuhhnya mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita? Jika iya, mengapa terkadang kita masih mengeluh dan merasa ada sesuatu yang seharusnya masih harus kita dapatkan.  
Lantas bagaimana kita bisa membangun syukur untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut? Yang pertama yang harus kita lakukan adalah dengan membangun pikiran, karena seluruh diri kita merupakan hasil dari apa yang telah kita bangun di dalam pikiran. Apa yang kita pikirkan, kemungkinan besar akan kita jalankan, dan apa yang kita jalankan akan menjadi kebiasaan. Dengan membangun pikiran syukur, maka kita akan praktekkan dan pada akhirnya kita akan menjadi kebiasaan. Setelah kita berhasil membangun pikiran kita, kita harus bisa mengasai pikiran tersebut. Fokus untuk menerima kehidupan seperti apa adanya sekarang ini merupakan langlah pokok dalam melahirkan semangat syukur.  Intinya, apabila kita memilih pikiran negative tidak bersyukur, seluruh diri kita menjadi negative. Kita akan merasakan resah, marah, dan lain-lain. Sebaliknya apabila kita memilih pikran positif asyukur, kita kan senantisa diliputi oleh rasa tenang , puas dan bahagia.
Perlu kita ingat bahwa bahagia itu bukan kesenangan dan juga bukan kesuksesan. Mengapa? Karena kesenangan itu sifatnya sementara, ia bisa dicapai dari hal yang bersifat fisik atau matrial.  Kita memang akan merasa puas, namun ketika hal-hal tersebut sudah tidak ada lagi kesenagan tersebut akan hilang. Begitu juga dengan kesuksesan, kesuksesan itu bukan kebahagiaan. Kesuksesan adalah sesuatu yang telah kita capai sedangkan kebahagiaan adalah mencintai apa yang sudah kita dapatkan. Karena Kesuksesan bersifat fisik yang ketika kesuksesat tersebut menurun kita akan kehilangan kepuasan sedangkan kebahagiaan bersifat spiritual yang datangnya dari hati sehingga kapan saja dalam konisi apapun kita akan tetap merasa puas.
Bahagia adalah Syukur, Syukur adalah berbaik sangka kepada Tuhan, dan percaya kepada tuhan adalah percaya kepada-Nya. Percaya bahwa Dia Maha Segala Sesuatu, Percaya bahwa Dia selalu Memberi yang terbaik, Percaya Bahwa Cobaan adalah anugerah. Dengan begitu kita tidak perlu khawatir dengan apa yang kita dapat saat ini dan disini, karena sesungguhnya kita tidak pernah tahu rencana Allah yang harus kita tahu adalah bahwa segala sesuatu itu pasti yang terbaik untuk kita, dengan cobaan sebagai bumbu penyedapnya.
Ingatlah, syukur adalah sumber kebahagiaan yang terletak dalam diri kita, saat ini di sini, bukan di tempat lain, nanti dan di sana.

Jumat, 14 September 2012

Cerita kehidupan

 masih anak kecil


lulus kuliah

 pacaran
dilamar -.-

 menikah


 suami dan istri

 anak pertama

happy family :)