Senin, 08 Oktober 2012

Cerpen Sedih (Motivasi)


RAHASIA DI BALIK SEBUAH KEGAGALAN

Seorang anak berlari menyusuri sebuah jalan sempit dan gelap sambil menangis. Dia berhenti di sudut jalan di bawah satu-satunya lampu yang menenrangi jalan tersebut. Air matanya terus mengalir, perlahan ia sandarkan badannya ke salah satu tembok yang mengapit jalan tersebut dan akhirnya duduk. Diam sendiri menangis dalam sunyi.
Tiba-tiba datang sesorang lelaki tua berbaju lusuh namun wajahnya terlihat bersih bersinar. Beliau berjongkok dihadapan anak tersebut. “Mengapa engkau menangis sendiri di sini nak?” Tanyanya kemudian.
Sambil terus menangis anak itu menjawab. “Tuan, Bagaimana seharusnya saya menyikapi sebuah kegagalan?”
Lelaki tua itu tersenyum lembut, perlahan mengusap rambut anak tersebut dengan rasa kasih sayang. Kemudian ia mulai bercerita tentang sebuah kisah …
“Ada seorang anak bernama Delia yang hidup berkecukupan, cita-citanya adalah mengangkat derajat kelurganya dan yang paling penting adalah memberikan kebanggaan kepada kedua orang tuanya. Dia dikenal sebagai anak yang pintar, tetapi ia sangat sadar bahwa dirinya sebenarnya bukanlah seorang anak yang pintar tanpa belajar. Oleh sebab itu, ia selalu belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang baik. Walaupun terkadang merasa jenuh dan merasa terpaksa melakukannya, tapi lagi-lagi ia harus melakukannya agar tetap mendapat predikat pintar. Tiada hari tanpa belajar baginya. 
Suatu hari ia sangat senang karena mendapat cara belajar baru, ia sangat merasa nyaman, ia sadar bahwa belajar bukan suatu paksaan tapi hal yang memang benar-benar menyenangkan yang pastinya juga berdampak baik baginya.
Setelah ia menerapkan cara belajarnya yang baru, ia malah mendapatkan nilai ulangan jelak di kelas, awalnya ia masih bisa menerima karena teman-teman sekelasnya yang lain juga mendapat nilai yang jelek (soal ulangan yang diberikan memang sulit). Tetapi tak disangka olehnya nilai-nilai ulangannya berikutnya juga mendapat nilai dibawah kata sempurna.
Kali ini, Delia bahkan mendapat nilai terjelek diantara teman-temannya. Delia merasa kecewa, ia menangis seharian. Bertanya-tanya apa sebenarnya kesalahan yang ia telah perbuat. Ia duduk merenung beberapa saat, kemudian ia berdiri dan langsung mengambil air wudu dan berdoa meminta petunjuk kepada Tuhan, apa yang seharusnya ia lakukan sekarang?
Beberpa hari kemudian ia bangkit kembali, tanpa mengubah cara belajar barunya tersebut, tanpa mengubah dirinya dan tujuan utamanya. Ia terus belajar dengan keikhlasan, sampai suatu hari ia berhasil menggapai tujuannya, mimpinya untuk mengangkat derajat keluarganya. Ia berhasil menjadi seorang dokter yang baik hati dan tidak sombong. Dengan kondisi keluarganya yang hidup dalam kebercukupan ia bisa memberi kebanggaan yang luar biasa kepada kedua orang tuanya. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah  hasil dari semangat pantang menyerahnya.
Delia berhasil menyadari bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan membawanya dekat dengan Tuhan, Yang Maha segalanya. Kegagalan membawanya menjadi seseorang yang rendah hati tanpa mengurangi rasa percaya dirinya untuk menjadi orang yang berhasil. Kegagalan adalah bumbu-bumbu untuk mencapai kesuksesan yang sebenarnya.”
                Lelaki tua itu mengakhiri ceritanya.
“Kamu tahu yang terpenting nak?” Kata lelaki tua tersebut. Anak tersebut menggelengkan kepalanya.
                “Kamu harus bisa memandang positif semua hal yang telah terjadi kepadamu. Baik maupun buruk, sebab Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk setiap makhluknya.” Ucap Lelaki tua itu. Anak tersebut mengangguk dan perlahan tersenyum.
                Lelaki tua tersebut perlahan pergi meninggalkan anak itu sendirian. Sekarang, tanpa air mata anak tersebut berdiri dan berjalan dengan langkah pasti tanpa ragu menuju rumahnya. Sesampainya di rumah ia segera mencari kedua orang tuanya.
                Rumah terlihat sunyi. Si anak menemukan kedua orang tuanya di kamarnya, Keadaan kamar berantakan bak ditiup angin kencang.Terlihat ibunya sedang menangis tersedu duduk di atas ranjang dan ayahnya di samping sang ibu setia menepuk-nepuk punggung ibu mencoba menenangkannya.
                Kedua orang tuanya kaget melihat anaknya yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu kamar melihat ke arah mereka berdua.
                “Anakku, maafkan ayah dan ibu. Kami tidak bermaksud mengecilkan harapanmu, nak” Ucap Ayahnya.
                “Ayah, Ibu. Anto yang salah. Tidak seharusnya Anto bertingkah seperti anak kecil, Anto harusnya sadar Anto sudah besar. Yah, Bu.” Berhenti sejenak.
                “Ayah, Ibu. Maafkan Anto. Anto tetap teguh pada pendirian Anto. Anto ingin menjadi dokter. Ayah dan Ibu tidak usah khawatir soal biaya, Anto pasti bisa mendapatkan beasiswa itu dengan usaha Anto. Anto hanya butuh dukungan dari Ayah dan Ibu, jangan paksa Anto untuk berhenti sekolah”
“Anto tahu, hari ini Anto gagal. Gagal meyakinkan Ayah dan Ibu kalau Anto bisa menjadi dokter. Nilai jelek ini tidak bisa menjadikan tolak ukur apakah Anto berhasil atau tidak kelak. Tapi nilai jelek ini adalah cambuk untuk Anto, agar lebih giat lagi dalam belajar. Sungguh percayalah pada Anto.
”Anto ingin Ayah dan Ibu bangga dengan Anto. Anto ingin Ayah dan Ibu bisa makan dan tidur dengan enak kelak.”
Kedua orang tuanya menatap Anto. Perlahan ibunya menghampirinya dan memeluknya. “Ayah dan Ibu percaya, nak. Maafkan kami.” Ucapnya lirih.
Akhirnya, Anto berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di fakultas kedokteran. Dan Ia berhasil menjadi  seorang dokter.

Minggu, 07 Oktober 2012

Menemukan Jawaban :)

Setiap Kemenangan Butuh Kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… ayah anak“Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Read more: http://www.resensi.net/setiap-kemenangan-butuh-kesabaran/2010/08/#ixzz28clarrum


Setelah membaca sedikit dialog antara ayah dan anak di atas, aku mengerti bahwa apapun yang kita lakukan (yang bernilai positif) yang menghasilkan sebuah ketidakpuasan, bukanlah tanpa arti. Ada sesuatu yang lebih dibalik semuanya. Lebih dari apa yang mereka dapatkan dengan cara yang instan. Allah tidak ingin hambanya menjadi seorang yang hidup tanpa usaha, pemalas dan selalu berserah diri tanpa ikhtiar.Teruslah bersabar, jangan putus asa dan meninggalkan hal yang baik itu hanya demi kepuasan semu. Karena, ada tempat yang lebih indah dari milik mereka (-) :))

Sabtu, 06 Oktober 2012

Love Story Of Smile :)







Terinspirasi dari Smile. Soalnya aku emang suka sama Smile. Sebenarnya juga gara-gara nggak bisa gambar sih, hhe.
Kata temen-temen, aku malah kayak anak kecil bikin gituan. Emang iya ya? --"
Tapi nggak apa-apa deh yang penting senang :D  haha.

Kamu Bukan Anak Kecil lagi!

Sekarang aku sudah sampai di titik ini. Perlahan tapi pasti akan maju, tidak mungkin kembali ke saat itu. Aku rindu saat-saat itu, aku rindu mereka dan semua yang telah aku lewati. Terkadang aku ingin kembali ke hari itu. Hari dimana aku dan mereka masih bisa tertawa bebas tak tahu malu khas anak kecil, merengek manja, bermain bersama si pandot kecil dan berkumpul bahagia dengan keluarga.

Tapi di sisi lain aku sadar, hidup terus berjalan ke depan. Hidup bukan sebuah film dalam kaset yang kapan saja bisa di putar balik atau bahkan dipercepat. Hidup adalah skenario yang di tulis Allah untuk kita, kitalah yang menjadi aktornya. Kita juga bisa mengubah jalan ceritanya ke depan dengan usaha dan keyakinan walau tak semudah yang dibayangkan. Tapi, kita tetap tak bisa mengulang waktu, hidup terus berjalan. Kita tumbuh semakin dewasa, kelak tak ada waktu lagi untuk bermain-main.

Sekarang aku rindu saat-saat dulu, kelak aku akan rindu masa ini. Atau kini aku ingin mempercepat hidup, setelah sampai ke titik yang aku inginkan, lagi-lagi aku ingin segera melewatinya. Yah begitulah hidup, tak pernah merasa puas.

Sikap dan prilakulah yang bakal menentukan kehidupan kita di masa depan. Sekarang bagiku, kebahagiaan bakalan kujadikan yang kedua dalam menjalani hidup, meraih kesuksesan dan membuat ayah dan ibu bangga adalah tujuan utamaku, karena dengan melihat mereka tersenyum bangga, senang dan bahagia, itulah yang akan membuatku juga bahagia.

Percaya dan percaya. Aku bisa menjadi aktor yang aku mau. Aku bisa menjadi apa yang aku mau dalam hidup. Aku ingin menikmati hidup, mensyukurinya sehingga selalu merasa puas dengan semua yang telah terjadi.
Keyakinan adalah modal pertama untuk menapatkan sesuatu yang dianggap mustahil.

Kamis, 27 September 2012

Pesan dari Tuhan untuk Dea


      Aku selalu bertanya-tanya, mengapa mereka yang jarang belajar "tidak belajar keras" bisa mendapatkan nilai yang lebih baik dariku. Sedangkan aku? Aku pikir apa yang telah aku lakukan "belajar keras" bisa mendapatkan hasil yang lebih dari "mereka" setidaknya baik dimataku. Tapi, tidak selalu. Bahkan aku masih harus mendapatkan remidi karena nilaiku kurang dari KKM.
      Ini bukan perasaan iri. Aku tidak pernah berkata dan tak akan pernah berkata kalau aku iri kepada mereka, karena aku memang tidak iri. Aku hanya bingung dimana letak kesalahanku, aku hanya manusia biasa yang ingin mendapatkan sesuatu yang terbaik. Tanpa ataupun ada "mereka".
     Kesal. Jujur, aku pernah bahkan hampir selalu merasakannya ketika aku mengalami hal tersebut. Apakah usahaku masih kurang? Dimana letak kesalahanku? Setiap aku kembali ingin bangkit, ketika itu juga aku harus mengalami kegagalan yang sama. Lalu, bagaimana aku menyikapinya? 


       Allah memiliki cara yang berbeda-beda untuk membuat umatnya bahagia. Entah, naik kemudian turun lalu naik, datar kemudian naik, turun kemudaian naik atau entahlah siapa yang tahu. Masalah adalah sesutatu yang harus kamu terima dengan lapang dada, masalahlah yang terkadang menjadi guru untukmu, mengubahmu menjadi lebih baik. Masalah adalah bumbu kehidupan.
       Allah mencintai umatnya dengan memberinya masalah. Mengapa? Karena Dia ingin kamu menyembah-Nya, ingat kepada-Nya selalu di jalan-Nya. Ingin kamu jauh dari sifat sombong dan takabur. Ingin kamu menemukan sebuah makna tersirat yang akan membawamu menuju ke jalan yang lebih baik dari sebelumnya.
       Kamu jangan heran mengapa nilaimu lebih rendah ketimbang temanmu yang jarang belajar. Allah ingin kamu belajar, Allah ingin kamu tidak somobng dan takabur. Dengan Remidi, Allah ingin kamu mengulang pelajaran itu lagi agar selalu tertanam di memorimu dan berguna di kemudian hari.
       Berpikirlah bahwa Allah memberikan kecerdasan kepada orang itu berbeda-beda kapasitasnya, dengan tujuan tertentu. Mungkin hanya dengan sekali baca mereka bisa langsung menangkap berbeda dengan kamu yang harus membaca berulang kali. Kalau memang kamu ingin lebih dari mereka, kamu juga harus rela berkorban "belajar". Tak ada usaha yang sia-sia. Tak ada yang tak mungkin didapatkan oleh manusia seburuk, sejelek, setidakmampu apapun dia asalkan dia mau berusaha. dan yakin bisa.
       Janganlah kamu terus menerus mengeluh. Karena segala sesuatu yang kini telah kamu terima, sesungguhnya adalah yang terbaik untukmu. Selalu ada hikmah di balik semua yang telah terjadi padamu. Maka, terimalah dengan lapang dada, selalu tersenyum dan berusaha. Yakinlah Allah selalu ada di sampingmu.

Mencapai Kebahagiaan yang Sesungguhnya :)


Semua orang di dunia ini pasti ingin bahagia. Tapi, apakah kini kita sudah mendapatkan kebahagiaan tersebut? Jika kita sudah mendapatkannya, apakah itu merupakan kebahagiaan yang sebenarnya? Kita tidak pernah tahu, karena sebenarnya jawabannya ada pada diri kita masing-masing yang sejatinya merasakannya.
Ada satu cara yang bisa diterapkan untuk mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya. Cara tersebut adalah dengan menerapkan rasa syukur. “Syukur” terdengar sangat sederhana, namun sebenarnya sangatlah sulit untuk diterapkan. Bayangkan saja diri kita saat ini, apakah kita sudah sepenuhhnya mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita? Jika iya, mengapa terkadang kita masih mengeluh dan merasa ada sesuatu yang seharusnya masih harus kita dapatkan.  
Lantas bagaimana kita bisa membangun syukur untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut? Yang pertama yang harus kita lakukan adalah dengan membangun pikiran, karena seluruh diri kita merupakan hasil dari apa yang telah kita bangun di dalam pikiran. Apa yang kita pikirkan, kemungkinan besar akan kita jalankan, dan apa yang kita jalankan akan menjadi kebiasaan. Dengan membangun pikiran syukur, maka kita akan praktekkan dan pada akhirnya kita akan menjadi kebiasaan. Setelah kita berhasil membangun pikiran kita, kita harus bisa mengasai pikiran tersebut. Fokus untuk menerima kehidupan seperti apa adanya sekarang ini merupakan langlah pokok dalam melahirkan semangat syukur.  Intinya, apabila kita memilih pikiran negative tidak bersyukur, seluruh diri kita menjadi negative. Kita akan merasakan resah, marah, dan lain-lain. Sebaliknya apabila kita memilih pikran positif asyukur, kita kan senantisa diliputi oleh rasa tenang , puas dan bahagia.
Perlu kita ingat bahwa bahagia itu bukan kesenangan dan juga bukan kesuksesan. Mengapa? Karena kesenangan itu sifatnya sementara, ia bisa dicapai dari hal yang bersifat fisik atau matrial.  Kita memang akan merasa puas, namun ketika hal-hal tersebut sudah tidak ada lagi kesenagan tersebut akan hilang. Begitu juga dengan kesuksesan, kesuksesan itu bukan kebahagiaan. Kesuksesan adalah sesuatu yang telah kita capai sedangkan kebahagiaan adalah mencintai apa yang sudah kita dapatkan. Karena Kesuksesan bersifat fisik yang ketika kesuksesat tersebut menurun kita akan kehilangan kepuasan sedangkan kebahagiaan bersifat spiritual yang datangnya dari hati sehingga kapan saja dalam konisi apapun kita akan tetap merasa puas.
Bahagia adalah Syukur, Syukur adalah berbaik sangka kepada Tuhan, dan percaya kepada tuhan adalah percaya kepada-Nya. Percaya bahwa Dia Maha Segala Sesuatu, Percaya bahwa Dia selalu Memberi yang terbaik, Percaya Bahwa Cobaan adalah anugerah. Dengan begitu kita tidak perlu khawatir dengan apa yang kita dapat saat ini dan disini, karena sesungguhnya kita tidak pernah tahu rencana Allah yang harus kita tahu adalah bahwa segala sesuatu itu pasti yang terbaik untuk kita, dengan cobaan sebagai bumbu penyedapnya.
Ingatlah, syukur adalah sumber kebahagiaan yang terletak dalam diri kita, saat ini di sini, bukan di tempat lain, nanti dan di sana.

Jumat, 14 September 2012

Cerita kehidupan

 masih anak kecil


lulus kuliah

 pacaran
dilamar -.-

 menikah


 suami dan istri

 anak pertama

happy family :)

Kamis, 30 Agustus 2012

teman :))


SENANG :D







Senang banget kalau lihat foto itu. Bersama mereka menjadi sesuatu yang spesial. Bersama mereka jadi hal yang paling menyenangkan. love very very much dah :))

Minggu, 26 Agustus 2012

semangat 45

Di asrama, sekarang.
Kata Bapak, kamu tinggal berapa bulan lagi aja sekolah. Jadi, ya harus semangat demi masa depan yang cerah cemerlang. Waduh, berat banget tuh kayaknya. Udah deh, mulai detik ini, harus SEMANGAT 45.

Diawali dengan SKS (Sistem kerjain PR semalam) : D


SEMANGAT!!!

Sabtu, 25 Agustus 2012

Selalu galau saat mau balik ke asrama --"

Galau sendiri mengingat besok udah musti balik ke asrama.
Berat banget ninggalin yang namanya TV
Berat banget ninggalin yang namanya PS(ddr)
Berat banget ninggalin yang namanya masakan ibu
Berat banegt ninggalin yang namanya kasur empuk plus bantal guling bejibun
Dan yang pasti ninggalin orang-orang rumah.

Selalu deh ketemu galau kalau mau balik ke asrama. Gak pernah tenang-tenang aja kalau lagi kayak gini, kapan aku bisa keluarin katakata dengan senang hati balik ke asrama ya? Biarpun kadang kangen asrama rumah tetap the best dah.

Bakalan lama gk pulang nih. Berhubung gk ad lbur lg dan udah kelas tiga, waduh tambah jadi ni galaunya.



apalagi di rumah  lagi ada sepupu yg bisa diajak ribut. pasti kangen banget. Waduh. Semoga semangat terus aja dah diasrama. Amin.

Sabtu, 18 Agustus 2012

**



Nggak ingin memipikan hal-hal itu lagi, jalani aja apa yang ada. Karena semua sudah berbeda, kami bukan lagi anak kecil yang hanya bisa bahagia lewat bermain atau mendapatkan mainan baru. Kami sudah dewasa yang bisa bahagia lewat semua proses yang akan kami tempuh ini. Karena bahagia itu pilihan. Dan aku memilih untuk selalu bahagia :))

:(

Digonceng bapak naik motor  hanya untuk melihat ramainya kota balikpapan saat malam takbiran. Saat itu, tidak hanya aku yang diigonceng, ada Irfan adikku dan Dwi sepupuku. Aku sangat bahagia padahal motor sempat macet dan kami terpaksa harus menuntunnya sampai akhirnya mesin motor bisa kembali hidup dan kami melanjutkan perjalanan malam itu. Itu dulu waktu aku kecil, masih bisa gonceng tiga. 

Sekarang? Mungkin nggak akan pernah lagi aku temui hal kayak gitu. Pasti selalu ada alasan, entah kata-kata macet, mobilnya besar jadi susah mutar, atau saat bapak mau si irfan  ngambek. Malam lebaran kayak gini cuman sekali setahun, saat dimana semua orang merayakan dengan perayaan kembang api atau jalan bersama keluarga. Tapi lagi-lagi aku, hanya bisa duduk di kamar atau menonton tv tanpa bisa merasakan pesta fora yang mereka sedang rasakan, bahkan lebaranpun menjadi hal yang biasa bukan spesial buatku. Tapi yang sebenarnya lebih membuatku sedih adalah sikapnya, adikku.

Malam ini adalah malam takbiran, besok adalah hari lebaran. Aku duduk dan menulis hal ini di blog, karena aku nggak tahu mau ngapain lagi aku hanya ingin mengungkapkan semua kekesalanku, kekecewaanku dan rasa iri ini.

Aku kesal, rasanya ingin menangis dan berteriak agar kekesalan ini berubah lega. Aku bersyukur atas semuanya aku tak masalah kalau aku hanya di rumah merayakan malam takbiran, asal dalam keadaan baik, bisa trtawa bersama. Tapi, nggak pernah. Dia selalu saja membuatku kesal, aku tidak habis pikir sebenarnya apa yang dia pikirkan, apasih yang sebenarnya dia mau kenapa dia nggak pernah puas dengan apa yang sudah ia dapatkan. Dia selalu merusak perasaan senangku. Saat-saat bisa berkumpul dengan keluarga adalah saat yang paling menyenangkan untukku, saat bia berbagi cerita dengan mereka, tertawa bersama. Tapi lagi-lagi karena sifat batunya itu aku jarang mendapatkan hal itu. 

Apa yang dia mau selalu dituruti, apa yang dia lakukan selalu dimaklumi, aku rasa dia nggak pernah dimarahi adanya memarahi, tapi dia selalu merasa kurang, dia selalu merasa dirinya paling nggak beruntung, dia merasa semua orang nggak berlaku adil padanya. Kalau itu yang dia rasakan terus aku apa? Kata nggak dari bapak bisa membuatku mengerti aku nggak akan meminta lagi saat kata-kata itu keluar, tapi dia? Kadang aku berpikir, kenapa sekali-sekali aku nggak bertindak seperti dia agar bisa mendapatkan apa yang aku mau, nggak aku nggak bisa dan nggak tega karena ini menyangkut mereka. Aku hanya tidak bisa terima karena hal itu membuat bapak dan ibu merasa sedih, walau tak tak pernah diucapkan dengan kata-kata aku bisa merasakannya. Andai dia melakukannya bukan dengan bapak dan ibu atau orang-orang yang ada di sekitarku mungkin aku nggak peduli karena dia memang sudah nggak bisa diberitahu. Egois.

Dia tetaplah adikku, mungkin itu juga yang bapak sama ibu pikir dia tetaplah anaknya. Saat dia nggak ada aku merindukannya tapi saat dia hadir di hadapanku dan kami bisa berkumpul dia malah merusak semuanya. Aku tak pernah membencinya, hanya saja aku bingung karena aku tidak bisa mngubah sikap buruknya itu, jadi hanya kekesalan yang muncul.

Aku harap dia bisa berubah, aku harap aku bisa merasakan indahnya kebersamaan, aku harap dia bisa menjadi orang yang bisa melindungi bukan selalu meminta untuk dilindungi, memberi bukan hanya bisa meminta dan berhenti untuk mementingkan dirinya sendiri melainkan ikut memikirkan kepentingan orang-orang di sampingnya yang berusaha untuk mewujudkan apa yang dia mau itu. Yang terpenting aku harus bisa menjadi orang yang berhasil, agar kelak aku yang bisa melindungi keluargaku, kalau memang dia......

Rabu, 04 Juli 2012

Pandot ^.^







Nggak sengaja aku nemuin file yang judulnya sempat-sempatnya, isinya ternyata foto-foto jadul yang bener-bener ya, kayaknya lagi nggak ada kerjaan banget tuh. Irfan masih polos-polosnya ,kaos kutangan aja masih mau di foto. Sekarang kaos kutangan di rumah aja nggak pernah apalagi di foto. Sok jual mahal padahal masih SMP.

Pandot-pandot coba kamu SD aja terus ya..
Kecil aja terus ya...
Jadi anak rumahan aja pasti sampai sekarang masih lucu...



Liburan (Pengalaman Baru) :))

Ada hal baru yang aku temui di liburanku kali ini..
Sekarang aku sudah bisa masak nasi, memang masak nasi itu mudah untuk semua orang yang mau mencobanya. Masalahnya aku adalah orang yang terlalu malas untuk melakukan hal-hal seperti itu, aku memang sudah besar (tua) tapi jujur saja aku nggak bisa apa-apa kalau sudah menyangkut pekerjaan rumah yang biasa dikerjakan para ibu. Manja atau pemalas ya...?

Liburan kali ini terpaksa aku harus tinggal berdua saja dengan bpk, soalnya ibu mengantar adik yang bersekolah di Solo. Walaupun sebenarnya aku dipaksa ikut, aku lebih memilih tinggal dirumah, bermain dengan teman-teman SMP ketimbang harus ikut ke sana pasti sedikit nggak bebas. Siapa sih yang pengen liburannya dibatasi. Lagipula aku sudah puas liburan bersama teman-teman SMA waktu Study tour baru-baru ini.

Awalnya sedikit kewalahan, pagi-pagi benar bpk sudah pergi kerja. Kalau aku hanya diam dan menonton TV seperti yang biasa aku lakukan, dijamin dah rumah bakalan kayak kapal pecah. Terus bpk bakalan ngecap aku nggak ada perubahan, sudah sekolahnya jauh dari orang tua masak tetap jadi anak manja yang nggak bisa apa-apa. Kalau harus ngecewain orang tua, nggak deh. Berkorban demi kebaikan bersama haha...

Nyuci baju, hmm... biasa sih di asrama tapi manual, yang pake mesin malah jadi bingung. Setelah ngutak-ngatik akhirnya aku bisa nyuci baju pake mesin. Sempat kesal sih soalnya salah-salah, tapi setelah lancar jadi ketagihan ternyata lebih enak ya, apalagi nggak harus susah-susah meras baju. hhha...

Jemur baju, pekerjaan yang amat sangat mudah. Tinggal nyampirin baju aja kan, tapi biasanya kalau dimintai tolong ibu aku selalu mengomel (anak gak tau diri ni) selain banyak rada kesal juga bajunya kadang nggak nurut jatuh mulu. Sekarang, aku malah senang mencuci dan menjemur baju. Rasanya nggak tenang kalau ada pakaian kotor walau sedikit di keranjang cucian. 

Beli sayur, aku tipe orang anti keramaian walaupun kadang aku suka kalau lagi nyambung sama orang-orangnya. Sekarang gara-gara sudah terbiasa sendiri, beli sayur sudah nggak jadi beban lagi. Nyiapin makan siang buat bpk juga jadi kesenangan tersendiri, goreng lauk, baru nyuci piring. Baru sadar ternyata nyuci piring nggak berat-berat amat kalau dikerjainnya tanpa rasa terbebani. 

Sebenarnya kalau ngelihat rumah berantakan agak sedikit gatal sih, tapi kalau ada ibu nggak tahu kenapa aku malah lebih milih TV daripada megang sapu (gengsi). Mumpung nggak ada orang aku nyapu satu rumah, sekalian beres-beres wah hasilnya memuaskan banget. Ketagihan ^.^. bagus-bagus...

Nyibukin diri itu ternyata mengasyikkan ya. Setiap hari aku harus melakukan rutinitas yang sama dan rumah harus kelihatan bersih dan rapi, kalau belum gitu belum tenang. 

Pokoknya semua pekerjaan rumah harus selesai sebelum bpk datang, entah mengapa sedikit gengsi dari si pemalas jadi anak rajin begini. Paling bpk heran atau nyadar sendiri setiap hari baju yang di jemur antara pagi dan siang selalu ganti. Piring kotor sudah nggak ada. Keranjang pakaian kotor juga sudah kosong. Makanan sudah siap. Dan yang paling penting rumah rapi, lantainya juga nggak ngeres. Hehe..

Setiap bpk datang pasti aku lagi nonton atau sibuk ngapain kah. Geli sendiri kalau kepergok lagi melakukan hal-hal seperti nyuci atau nyapu. TV, Laptop, PS jadi teman sejatiku dah di liburan ini. Eh sapu, mesin cuci,spon juga deh.. ahay. Soalnya teman SMP nggak setiap hari juga bisa diajak jalan alhasil aku bisa seharian bermain dengan mereka.













Jumat, 11 Mei 2012

Lagi dan lagi !

Lagi-lagi. Kadang kesal sih tapi kadang biasa aja, apa karena terlalu sering ya.
Semua perhatikan ya..




Mirip nggak sih sama mereka?
Nggak kan?
Nggak kok.

Bayangin aja aku selalu dibilang kembar sama mereka. Nggak apa-apa sih kalau cuma sekali-sekali aja. Tapi ini nggak, setiap kali, setiap aku dekat sama orang baru, setiap mereka ketemu orang dijalan. Yah kalau gitu sih jera juga akunya. Ya kan? 
Kayaknya salahnya di aku ya, punya muka pasaran. Waduh, masa nggak ada sih satu bagian yang bisa ngebedain aku dengan menreka?
Ditegasin ya, bener kata salah satu orang yang masih satu angkatan dengan aku. Dia bilang kalau aku lebih kecil,pendek lebih hitam, kayak anak sd. Tuh, masa masih nggak nyadar juga sih? Pengen juga jadi diri sendiri walaupun mereka nilai aku orang paling jelek sedunia. Hmm.. nggak deh jagan yang paling jelek juga hehe... cukup dengan kata pas-pasan. 

 

Selasa, 08 Mei 2012

hihihi..


Ahaha, bangga dapat KTP. Nggak ding, nggak bangga. Habis rasanya aku belum pantas dapat KTP masih cengeng masih manja alias belum mandiri. Malu banget, masih sering dibilang anak SMP bahkan SD. Sampai-sampai ada yang manggil kakak kecil, habis umur sudah tua kelakuan sama badan tetep-tetep aja. Waduh. --"
Jadi siapa yang mau tukaran umur, ayo deh hehe..

Senin, 07 Mei 2012

Masa Kecil

   Aku nggak akan pernah melupakan masa-masa yang sangat membahagiakan ini. Yah, walaupun ingatanku nggak seutuhnya sempurna tentang masa kecilku. Tapi setidaknya aku masih mengingat dengan jelas hal-hal yang benar-benar sangat bersejarah untukku. 
   Sekarang aku sudah 17, kira-kira udah berapa tahun yang lalu ya aku merasakan hal-hal yang menyenangkan ini. Bermain dengan teman yang banyak banget, mainannya juga bervariasi nggak kayak sekarang paling jalan-jalan aja, dulu aku sering main boneka bareng, main asinan, petak umpet/tekong, wayang. BP, trus banyak-banyakan jepit rambut sampai main layangan. Nggak ada capeknya, nggak ada malunya lepas daaann bebas.

   


   Dulu ulang tahunku selalu dirayakan, Ibuku sendiri yang membuatkan kue untukku. Teman-temanku semua datang, mereka ikut bertepuk tangan dan meyerukan agar aku segera meniup lilinya. Wah bahagia banget.



    Aku percaya kalau dunia itu sempit, buktinya aku dan mereka nggak pernah jauh-jauhan. Memang nggak pernah jauh-jauhan, tapi menjauh secara tidak langsung. Aku juga nggak tahu apakah ini faktor kita semakin besar ya? Rasa canggung, malu, nggak pede, gengsi dan sama-sama egois. Karena aku dan mereka memang tidak satu sekolah sejak SD sampai sekarang. Oh, kecuali untuk satu orang yang ada di foto kedua. Aku dan dia satu sekolah sampai SMA tapi tetap saja satu kalipun mungkin tak pernah saling bertegur sapa. Sedih, karena aku memelihara sikap gengsi ini. Berusahapun sekarang mungkin sudah telat, karena dia pasti sudah menghapus kenangan yang pernah kami lewati dan lebih memilih kehidupan sekarang "Aku dan kamu bukan apa-apa lagi."
   Tahu nggak dekat-dekat ini aku mau memberinya sebuah kado berisi foto kecil kami. Aku ingin berhenti menjadi orang yang gengsi dan egois, biarpun telat setidaknya aku lega karena masih sempat berusaha mempertahankannya. Karena sampai kapanpun aku nggak pernah pengen kehilangan satu teman sekalipun. Untuk teman-teman kecilku yang lain juga begitu, walaupun aku tak pernah bertegur sapa dengan mereka tapi aku nggak pernah memalingkan wajah ketika bertemu mereka, justru tersenyum agar mereka tahu aku tetap teman mereka sampai kapanpun.


I promise, that I will never forget all of my little story.
About you, about us and about all. Because I always miss and always love that moment.